Saturday, February 10, 2007

In Memoriam Jembatan Gantung

Jembatan Gantung yang menghubungkan Condet dengan Pasar Minggu ini hilang sudah.
Banjir yang menghajar Jakarta dengan jutaan sampah dan grojokan air yang mencari tempat yang lebih rendah tidak mampu ditahan Jembatan Gantung ini.

Kita tunggu saja, kapan Pemerintah akan bergerak untuk mulai membangun Jembatan baru. Sampai hari ini (Sabtu, 10 Februari 2006) sampah masih menumpuk dan aparat nampaknya kebingunan bagaimana memindahkan sampah yang ada.

Bagaimana wujud jembatan pengganti ? Apakah akan dibangun jembatan gantung lagi atau digantikan dengan jembatan beton ? Apakah jembatan ini akan diperlebar sehingga bisa dilewati mobil ataukah tetap seperti dahulu, hanya motor yang bisa lewat.

Gambar ini diambil Bulan Juli 2005 untuk ilustrasi tulisan di blog ini. Warna jembatan sudah pudar.














Gambar ini diambil hari Sabtu, 3 Februari 2007 jam 11.36. Jembatan Gantung ini masih digunakan menyeberang oleh masyarakat sekitar. Walaupun rumah-rumah yang berada di sisi jembatan ada yang sudah terendam tetapi air sungai masih 1 meter dari bagian bawah jembatan.









Gambar ini diambil masih di hari Sabtu tanggal 3 Februari 2007 jam 18.04.
Air sudah satu meter diatas jembatan. Jembatan Gantung ini juga sudah bengkok di bagian tengah tidak mampu menahan sampah dan arus sungai. Jembatan gantung ini tinggal menunggu kematiannya.







Hari Minggu, 4 Februari 2007 jam 11.02 saat foto ini diambil, tiang-tiang utama Jembatan Gantung ini sudah roboh.











Gambar ini diambil satu minggu setelah banjir hari Sabtu, 10 Februari 2007. Dari foto 1,3 dan 4 serta foto ini kelihatan yang masih tinggal adalah lampu sorot jembatan bagian Kiri dan plang nama : Risky Sukarman.














Sisa-sisa Jembatan Gantung











Cerita terdahulu mengenai Jembatan Gantung ini bisa dibaca di : http://anindito.blogspot.com/2005_07_01_anindito_archive.html

Foto-foto lain bisa dilihat di :

http://alexdidit.multiply.com/

Saturday, February 03, 2007

Kampus UI, Depok

Pilihan jalan-jalan kali ini adalah Depok dengan fokus di dalam Kampus UI. Niatnya mau sedikit olah raga dan menghirup udara segar.

Jam 08.00 rombongan sudah berkumpul di parkiran depan FISIP UI. Rute pertama kita menuju Hollywood UI, gak tahu dari mana asal muasal sebutan ini berawal karena kebiasaan ya jadi nama yang umum. Nggak sampe dua puluh menit sampailah kita di Hollywood UI.

Nasi uduk dengan lauk tempe dan tahu goreng ditemani emping dan sambal langsung keluar dari backpack. Nikmat sarapan nasi uduk di bawah rimbunan pohon, sayang banyak nyamuk-nyamuk yang ikutan makan kita. Baru mau kelar makan keingetan kalo bawa lotion anti nyamuk. Ya.... mendingan telat dari pada tidak sama sekali.

Perut kenyang dan jam belum lagi menunjukkan pukul sembilan, kita mulai jalan lagi. Melipir danau yang berada di bawah jalan keluar kampus UI, sampai tembus ke bendungan di belakang Posko Menwa UI. Perjalanan dilanjutkan ke menara pengawas, mau naik tapi kok tangganya banyak yang udah nggak komplit dan pegangannya udah keropos jadinya kita cukup puas melihat dari bawah aja.

Jalan setapak semen yang kita ikutin ini membawa kita ke jalan aspal antara Kampus Teknik dengan Asrama UI tapi sebelum sampai jalan raya kita berbelok lewat jalan tanah lagi. Di tengah perjalanan ini ada makam lama dengan tempat orang untuk berziarahnya, ajakan untuk melihat makam itu langsung mendapat penolakan dari mayoritas peserta. Mendingan ngeliat orang mancing, jadinya sebelum tembus ke jalan aspal kita masuk ke jalan tanah lagi untuk melipir danau ngeliat orang mancing.

Ada lima orang dengan joran terjulur menanti ikan makan umpan yang mereka berikan. Matahari sudah lumayan santer makanya mereka semua berlindung di bawah payung dan bayang-bayang pohon.

Nggak jauh kita jalan sampe deh di Asrama UI. Perjalanan kita akhiri di kantin Asrama, menikmati es teh manis dan macaroni panggang. Gak sampai dua jam perjalanan ini udah selesai. He..he..he... lumayan lah bikin keringet dikit.


Beres mandi dan ganti baju kita makan siang di Nasi Pecel Mbak Ira, letaknya di samping Hero Depok (dulunya ada hero sekarang udah tutup) . Nasi pecelnya masih enak kaya ditambah paru goreng tambah nikmat. Pecelnya Rp 5000,- ditambah paru Rp 4500,- sama es teh tawar Rp 1000,- Enak, murah dan mengenyangkan.

Hey....hey...siapa dia ?

Sudah sekian lama saya memperhatikan billboard di Jalan Margonda ini. Rasa penasaran sudah ada sejak lama, sampai akhirnya sempet motret billboard itu yang kondisinya sudah tercabik.
Billboard itu sendiri isinya tentang anjuran untuk membayar pajak. Rasa ketertarikan saya akan billboard itu adalah fotonya. Nama yang tercantum di sana WR EQ. Swara. Siapakah dia ? Apakah dia kepala Dispenda Depok ? Atau pemilih tempat sablon billboard itu ? Ada yang kenal ? Hey....hey....siapa dia ?