Sunday, January 16, 2011

Taman Nasional Meru Betiri




Taman Nasional Meru Betiri, sebentar menengok Teluk Hijau

Hari ke enam di tahun 2011. Ojek pesanan sudah datang jam tujuh kurang di Pesanggrahan Pantai Triangulasi. Setelah berpamitan kami langsung naik ke boncengan, sampai saat ini tas yang saya bawa belum muat diletakkan dibagian depan motor jadinya harus saya gendong terus. Perjalanan sampai ke Kalipait melewati Pasar Anyar makan waktu kurang dari satu jam. Sebelumnya saya sudah menginformasikan apakah bisa mendapatkan mobil carter ke Rajegwesi, pintu masuk Taman Nasional Meru Betiri. Pertimbangan carter ini untuk menghemat waktu. Pertama dengan kendaraan umum yang menunggu penumpang penuh pasti akan makan waktu lama untuk berangkat kedua dengan kendaraan umum dari Kalipait kami harus ke Utara sampai ke pertigaan Srono, kurang lebih 2 jam perjalanan kemudian menunggu bis datang dari Banyuwangi dengan tujuan Pasanggaran (Sangar) sekitar 2 jam perjalanan juga. Dari Pasanggaran masih 1,5 jam lagi untuk sampai di Sarongan dan dari Sarongan ke Rajegwesi sekitar 15 menit.
Apabila carter kita bisa memotong rute tidak perlu ke Utara sampai ke Srono tetapi dari Tegaldino langsung ke Barat melewati Purwoharjo kemudian mengarah ke Selatan ke Pasanggaran untuk lanjut ke Sarongan dan Rajegwesi. Ternyata dengan carter kami hanya makan waktu 3 jam sudah sampai di Rajegwesi, pintu masuk Taman Nasional Meru Betiri. Itupun sudah termasuk waktu untuk sarapan dan ngobrol-ngobrol dengan Petugas PHPA di Kantor Sarongan.

Jam 08.30 kami mulai perjalanan dengan L300 carteran dari Kalipait dengan tujuan pertama Sarongan. Pak Dasuki mengaku sudah pernah ke Sarongan jadi deal yang kami lakukan sepertinya sih fair. Kami sempatkan sarapan dulu di Warung Bulak di Tegaldlimo. Jam 09.45 kami sudah sampai Pesanggaran, sekarang tinggal ke Selatan menuju ke Sarongan. Ini bagian yang jalannya rusak melewati PTPN XII, Sungai Lembu. Bergantian antara perkebunan Karet dan Coklat kami lewati sampai akhirnya jam 11.00 kami tiba di Sarongan langsung menuju ke Kantor Taman Nasional Meru Betiri. Kami ditemui Pak Didin yang menjelaskan kalau tak lama lagi kantor Sarongan akan dipindah ke Rajegwesi yang saat ini sedang dalam proses penyelesaian. Dari Sarongan kami menuju ke Rajegwesi, pintu masuk Taman Nasional Meru Betiri. Di Rajegwesi kami disarankan untuk menginap di rumah Pak Pur, kalau sedikit bisa numpang menginap di rumahnya.

Ternyata Pak Pur sedang melaut, sore nanti baru kembali. Kami disambut oleh Mbak Nurul, istri Pak Pur yang mempersilahkan kami untuk masuk. Selagi membongkar packingan dan minum teh hangat, Mbak Nurul berpesan kalau dia akan belanja ke warung mempersiapkan makan siang. Awalnya kami bilang tidak usah, kami akan makan di warung saja tapi setelah Mbak Nurul bilang tidak ada warung nasi di Rajegwesi kamipun langsung mengiyakan.

Selesai makan siang kami packing barang-barang yang akan kami bawa ke Teluk Hijau. Teluk Hijau dari Rajegwesi sekitar 1 km mendaki dan menuruni bukit, dengan jalan kaki kurang lebih 1 jam kita bisa mencapainya. Teluk Hijau juga bisa dicapai dengan menggunakan perahu neleyan dari Rajegwesi mungkin sekitar 15 menit perjalanan dengan biaya kurang lebih Rp 200.000,- untuk satu perahu pulang pergi yang dapat diisi enam orang. Kami memilih untuk berjalan kaki saja menikmati pemandangan Teluk Damai dari atas bukit.

Kami mengikuti jalan menuju ke Sukamade, yang dikenal sebagai pantai tempat penyu mendarat untuk bertelur. Sampai kami menemukan petunjuk jalan ke arah Teluk Hijau. Petunjuk jalan yang menerangkan kalau Teluk Hijau masih 1 km lagi. Dari petunjuk jalan ini mendaki sedikit sampai puncak bukit kemudian tinggal turun terus sampai ke pantai. Menyusuri pantai berbatu-batu sampai akhirnya memotong Tanjung untuk sampai di Teluk Hijau.

Wah……..bagus sekali pantainya. Pasir putih halus dengan air laut yang berwarna hijau. Pantai indah yang tersembunyi. Air terjun setinggi 8 meter di pinggir pantai membuat nilai tambah lagi, abis main air di laut bisa langsung bilas. Enak sekali di sini.

Matahari tenggelam kami nikmati di Desa nelayan Rajegwesi. Ada 220 kepala keluarga yang tinggal di desa ini dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan. Sore itu kami duduk di batu di tepi pantai melihat nelayan-nelayan yang pulang dan pergi melaut. Matahari tenggelam di balik bukit menemani perjalanan kami ke rumah Pak Pur.

Sampai di rumah Pak Pur sudah pulang melaut, kami baru berkenalan dan ngobrol-ngobrol. Sayang sekali kami hanya satu malam di sini kalau saja ada waktu lebih pasti lebih nikmat kalau bisa nenda di Teluk Permisan. Lain waktu berjanji akan kembali ke Meru Betiri untuk ke Teluk Permisan.


Mobil Kalipait – Rajegwesi Rp 250.000,- carter satu mobil
Tiket Taman Nasional Rp 2.500,-
Homestay Pak Pur Rp 100.000,- per orang per malam termasuk makan

Taman Nasional Baluran :
http://alexdidit.multiply.com/photos/album/128/Empat_Taman_Nasional_dalam_satu_minggu_

Taman Nasional Alas Purwo :
http://alexdidit.multiply.com/photos/album/130/Taman_Nasional_Alas_Purwo_Ujung_Timur_Pulau_Jawa_bagian_Selatan

Taman Nasional Meru Betiri :
http://alexdidit.multiply.com/photos/album/132/Taman_Nasional_Meru_Betiri_sebentar_menengok_Teluk_Hijau

Taman Nasional Bromo – Tengger – Semeru :
http://alexdidit.multiply.com/photos/album/133

Labels: , , , , , , ,