Taman Nasional Alas Purwo
Taman Nasional Alas Purwo, Ujung Timur Pulau Jawa bagian Selatan
Keluar dari Padang Bekol di Taman Nasional baluran ke Batangan kami diantar mobil Pak Tri hari ini tanggal 4 Januari 2011. Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan dari ngobrol-ngobrol untuk menuju ke Taman Nasional Alas Purwo dari Batangan kami naik bis tujuan Muncar untuk turun di Terminal Luar Kota Banyuwangi Karang Ente atau Terminal Brawijaya nama resminya. Dari Karang Ente kami akan berganti dengan bis kecil tujuan Kali Pait yang rutenya juga akan lewat Muncar tetapi disarankan untuk naik dari Karang Ente saja karena bis yang dari Muncar ke Kali Pait berangkat dari Karang Ente juga.
Berdasarkan informasi kami juga disarankan dari Batangan naik bis Tujuan Muncar bukan yang ke Banyuwangi karena bis tujuan Banyuwangi akan habis di Terminal Ketapang dan tidak masuk Banyuwangi, untuk sampai di Terminal Karang Ente (Brawijaya) masih harus berganti dua kali lagi naik angkutan kota.
Jam 08.45 bis tujuan Muncar sampai di Batangan mirip seperti informasi dari Ibu penjaga warung rokok di pertigaan Batangan. Kurang lebih satu jam perjalanan sampailah kami di Terminal Karang Ente (Brawijaya). Ada mini market di depan terminal Karang Ente membuat kami bisa menambah stock logistic dan cemilan.
Bis dari Karang Ente ke Kali Pait ada beberapa kali keberangkatan setiap hari, selagi kami packing belanjaan di depan mini market kami didekati oleh Pak Swaili yang menawarkan diri untuk mengantarkan kita sampai ke Pasar Anyar. Pasar Anyar adalah tempat Kantor Taman Nasional Alas Purwo terletak, dari Kali Pait sekitar 2 km dan tidak ada angkutan umum lagi. Awalnya kami enggan dan memilih untuk naik bis umum saja tapi akhirnya kami naik ke Suzuki Carry Pak Swaili. Dalam perjalanan kami mencari spirtus untuk bahan bakar kompor dan makan pagi dulu ditemani Pak Swaili. Perjalanan dari Karang Ente ke Pasar Anyar kurang lebih 3 jam melewati daerah-daerah : Rogojampi, tempat airport Banyuwangi terletak, Srono, Muncar, Tegaldino, Kalipait dan sampailah di Pasar Anyar.
Sebenarnya kita bisa tidak perlu mampir di Pasar Anyar bisa langsung ke Rowo Bendo untuk mendaftar tapi jalan yang jelek membuat Pak Swaili hanya bisa mengantarkan sampai di Pasar Anyar.
Dari Pasar Anyar ke pintu masuk Taman Nasional Alas Purwo di Rowo Bendo kami naik ojek. Ojek juga yang mengantarkan kami ke Pesanggrahan di Pantai Triangulasi. Perjalanan kami melewati hutan Jati yang lebat. Lewat pos Rawa Bendo hutan makin rapat dengan pohon-pohon besar, diantara pohon-pohon itu terdapat Pura Luhur Giri Salaka biasanya rame dikunjungi orang yang akan beribadat setiap ada kegiatan. Sampai di Pesanggrahan di Pantai Triangulasi masih jam 14.00. Kami menginap di salah satu rumah panggung yang ada.
Sepi dan bersih jadi kesan pertama saat melihat Pantai Triangulasi ini. Penginapan di sini ada lima rumah dengan pilihan mau kamar mandi di dalam atau di luar. Menunggu sore kami isi dengan leyeh-leyeh di tepi pantai. Pasang hammock, gelar tiker dan cemilan serta main layangan. Di pantai ada ada Kijang yang mengamati kami Monyet dan Lutung juga ada tetapi mereka ada di sekitar penginapan. Monyetnya sama nakalnya dengan Monyet-Monyet di Baluran suka mengambil makanan dan mengacak-acak sampah. Musti hati-hati juga sama Monyet di sini.
Dari Pantai Triangulasi ke Pantai Pancur sekitar 3 km dan kebetulan di sini ada sepeda sewaan. Ada 10 sepeda sewaan dan kebanyakan sudah tidak laik. Saya mendapatkan satu sepeda yang tidak bisa pindah gigi dan rem belakang rapet dengan ban membuat rada berat kalau ada kotoran di ban. Pilihan terbaik dari yang ada. Jam 16.00 kami mulai goes ke Pantai Pancur, melewati jalan aspal yang masih agak bagus kadang kami bisa melihat pantai kadang hanya mendengar debur ombak saja. Kurang dari setengah jam sampailah kami di Pantai Pancur. Di Pantai ini ada muara sungai yang sebelum mencapai pantai melewati batu-batuan yang membentuk seperti pancuran.
Pantai ini ramai dikunjungi oleh para peziarah yang akan mengunjungi goa-goa yang ada di sekitaran pantai ini atau juga yang akan ke Plengkung, di pantai ini ada warung dan bisa camping juga. Jam 17.00 kami kembali ke Pantai Triangulasi untuk menikmati sun set. Memang jadi kebiasaan kalo pulangnya lebih cepat dari berangkatnya, lima belas menit kurang kami sudah sampai di Pantai Triangulasi dan langsung menuju ke Pantai.
Matahari tenggelam yang menawan…..
Esok paginya setelah masak dan sarapan kami mengayuh sepeda lagi, kali ini target kami adalah Pantai Plengkung atau disebut juga G Land, Pantai para surver. Jam 09.00 setelah mendaftar di Pantai Pancur dan portal jalan dibukakan untuk kami, kami lanjutkan perjalanan. Semua kendaraan pengujung parkir di Pantai Pancur, perjalanan lanjutan ke Pantai Plengkung diharuskan menggunakan kendaraan yang disiapkan oleh Pihak Taman Nasional. Karena kami naik sepeda maka peraturan itu tidak berlaku dan kami bisa naik sepeda sampai ke Pantai Plengkung.
Dimulailah perjalanan dengan berbagai medan dengan sepeda single speed, ada banyak sih tapi gak bisa diganti giginya. Setelah melewati portal Pos Pancur jalan batu menyambut dengan ditemani kerindangan bambu sepanjang jalan. Bambu berganti dengan pohon berganti dengan pohon besar kondisi jalanpun berganti dari jalan batu, jalan lumpur, jalan dengan pasir, jalan dengan lumpur tebal yang membuat sepeda harus dituntun. Komplit deh.
Kami berjalan sejajar dengan pantai kadang bisa melihat pantai ketika lewat jembatan laut biru terlihat jelas. Saat kami lelah kami beristirahat di tepi pantai, tinggal cari jalan cabang menuju ke tepi pantai dan pasir pantai menggantikan jalan lumpur. Di tepi pantai ini kami bertemu dengan nelayan-nelayan tanpa kapal yang menjaring ikan dari pantai. Biasanya mereka tinggal selama dua malam kemudian mengangkut hasil laut mereka dengan motor ke luar.
Kurang dari dua jam mengayuh sepeda dari Pancur sampailah kami di Pantai Plengkung di Joyo’s Surf Camp. Penginapan untuk surfer ini sepi hanya penjaga yang sedang membakar sampah saja ada di komplek bungalow-bungalow yang tersembunyi di kerimbunan bambu. Sedang tidak musim surfing jadi tempat ini tutup sama seperti empat tempat lain yang ada di Plengkung.
Kami menuju ke pantai melewati heli pad, ya kalau enggan berlama-lama di jalan darat bisa menggunakan helicopter. Pantai di depan Joyo’s dilengkapi dengan tempat duduk pajang dan besar nikmat sekali untuk leyeh-leyeh.
Kami makan bekal yang kami bawa, dugaan ada warung di Pantai ini meleset. Sambil leyeh-leyeh di bangku panjang kami nikmati siang ini. Keinginan untuk mengunjungi tempat-tempat lain yang ada di Plengkung ini kami urungkan. Jalan sangat rusak, lumpur tebal sepanjang jalan sehingga sepedapun harus dituntun. Siang kami habiskan di bangku panjang yang rindang.
Makan siang yang terlambat di Pancur, ikan laut goreng, sayur bayam, tempe goreng, sambal dan telur mata sapi kami tandaskan. Sayang lauknya habis jadi kami bungkus nasi saja untuk makan malam. Kami lanjutkan ke padang pengembalaan Sadengan setelah mampir di Pesanggrahan Pantai Triangulasi untuk menaruh nasi. Tidak jauh padang Sadengan hanya sekitar lima belas menit naik sepeda.
Kami naik ke menara pandang untuk melihat binatang-binatang yang merumput. Banyak nih ada Banteng jatan yang berwarna hitam, banteng betina yang berwarna coklat, Sapi, Rusa dan Merak. Lebih banyak daripada di Taman Nasional Baluran.
Dari Sadengan kami lanjutkan perjalanan ke Pos Rowobendo, pos gerbang Taman Nasional Alas Purwo. Mau foto di gerbang Taman Nasional, kemarin naik ojek belum sempat. Selain di Pancur hanya di Rowobendo yang ada warungnya. Warung di Rowobendo lebih lengkap ada minuman dingin juga.
Menjelang gelap kami kembali ke Pantai Triangulasi. Esok pagi kami sudah memesan dijemput ojek jam 07.00 untuk melanjutkan perjalanan ke Taman Nasional Merubetiri.
Batangan – Karangente menggunakan bis umum jurusan Muncar Rp 8.000,- per orang
Mobil Karangente – Pasaranyar Rp 175.000,- carter satu mobil
Ojek Pasaranyar – Rowobendo – Pantai Triangulasi Rp 50.000,- satu motor sekali jalan
Tiket Taman Nasional Rp 2.500,-
Penginapan di Pantai Triangulasi Rp 30.000,- per orang per malam
Sewa sepeda Rp 30.000,- per sepeda
Taman Nasional Baluran :
http://alexdidit.multiply.com/photos/album/128/Empat_Taman_Nasional_dalam_satu_minggu_
Taman Nasional Alas Purwo :
http://alexdidit.multiply.com/photos/album/130/Taman_Nasional_Alas_Purwo_Ujung_Timur_Pulau_Jawa_bagian_Selatan
Taman Nasional Meru Betiri :
http://alexdidit.multiply.com/photos/album/132/Taman_Nasional_Meru_Betiri_sebentar_menengok_Teluk_Hijau
Taman Nasional Bromo – Tengger – Semeru :
http://alexdidit.multiply.com/photos/album/133
Labels: alaspurwo, batangan, gland, pancur, pantaitriangulasi, pasaranyar, plengkung, rowobendo, sadengan, tamannasional
<< Home