Tuesday, November 08, 2005

Lebaran di Jakarta

Lebaran kali ini, gua rasakan Jakarta nggak sesepi lebaran-lebaran sebelumnya. Bisa jadi karena harga bahan bakar naik jadi orang udik nggak pada balik ke udik tapi tetap di Jakarta. Bisa jadi juga karena pada males kena macet di jalan jadi pada betah di Jakarta. Gak tahu juga sih.

Setelah selesai urusan lebaran dengan keluarga dan teman pada lebaran ke dua, Hari Jumat kita jalan-jalan di Jakarta yang agak sepi.

Tujuan pertama kita ke Monas dan Patung Arjuna atau Kresna yang deket Gedung Indosat. Monas seperti yang kita duga, rame sama pengunjung. Antrian yang mau naik ke puncak Monas panjang banget sampai mengekor ke luar bangunan.
Image hosted by Photobucket.com
Nyender di Monas (foto : Haryo)

Sudah lama gua penasaran sama Patung ini tapi nggak pernah kesampaian mau foto di sana. Akhirnya kesampaian juga tapi begitu sampai di lokasi Patung ini dan gua udah puterin tuh patung nggak ketemu tuh informasi mengenai patung itu. Informasi mengenai apa nama patung itu, siapa yang buat, bahan bakunya apa dan latar belakang sampai dibuat patung itu.
Kok bisa ya ?
Image hosted by Photobucket.com
Patung Asta Brata (foto : Frengky)

Sampai di rumah gua cari tahu tentang patung itu ternyata namanya Patung Arjuna Wijaya atau dikenal juga sebagai Patung Asta Brata. Pematungnya Nyoman Nuarta (kalo yang ini gua udah tahu). Patung itu dibuat bulan Agustus 1987 dan telah direnovasi ulang bulan Agustus tahun 2003.

Dari Kompas.Com berita mengenai rencana Renovasi Patung pada bulan Agustus 2003.
Patung Arjuna Wijaya yang dibuat Nyoman Nuarta itu menggambarkan salah satu episode dalam perang Baratayuda ketika Arjuna harus berperang dengan Adipati Karna. Dalam episode kepahlawanan itu, Arjuna dilukiskan sedang menaiki kereta perang dengan sais Batara Kresna yang merupakan titisan Wishnu.
Kereta perang itu ditarik delapan kuda, yang melambangkan ajaran kehidupan (Asta Brata).
Asta Brata meliputi falsafah bahwa hidup harus mencontoh Bumi, Matahari, api, bintang, samudra, angin, hujan, dan bulan.


Dalam keterbatasan dana, material patung disesuaikan, yaitu menggunakan bahan poliester resin yang mempunyai kelemahan mudah rapuh jika terkena sinar ultraviolet. "Selain itu, karakter poliester resin, seperti umumnya bahan plastik, memiliki kesan sintesis yang sangat kuat sehingga melemahkan kesan dignity yang diharapkan," kata Nyoman.
Saat ini, terbukti patung mengalami kerusakan, permukaan kulitnya mulai keropos. Tali kekang patung kuda juga ada yang lepas.


Setelah foto-foto di sekitaran patung, kita nemuin lokasi yang bagus di boulevard jalan di arah Utara dari Patung, jadi membelakangi patung. Kita nyari cemilan sore jadilah kita makan ice cream Ragusa di Jalan Veteran. Sudah pasti gua nggak ikutan makan tuh ice cream. Inget larangan dokter tentang sinus gua. Kalo ice cream sih gua masih bisa nahan yang gua gak bisa nahan itu es teh tawar. Wah itu susah banget, abis makan nggak minum es teh tawar kayaknya belum lengkap.

Biasa di Ragusa pasti nggak cuman mesen ice cream doang tapi ada yang mesen kerupuk kuning pake bumbu asinan.

Keluar dari Ragusa kita muter ke arah Semangi, ke parkiran paling atas di Plaza Semangi. Mau foto-foto doang, jadi banci foto deh seharian ini. Udah lumayan banyak dan lama foto-foto baru didatengin Satpam yang nanya surat ijin. He..he..he... maaf ya om nggak minta ijin.
Image hosted by Photobucket.com
Parkiran Plasa Semanggi (foto : Haryo)

Sungai Citarik

Minggu, 30 Oktober jam 01.00 sebuah Kijang sewaan meluncur membelah malam ke arah Citarik. Tujuh orang penumpangnya sedang membicarakan tempat sahur yang enak, keputusan bulat diambil dan mobil meluncur tidak ke arah Sukabumi tapi ke arah Puncak. Kita mau sahur di sate Pak Kodir, Megamendung.

Udah dibela-belain ke Megamendung ternyata Pak Kodir tutup, ya sudah kita akhirnya makan di Warung Padang Lembah Anai di deket-deket Megamendung. Kita pengunjung terakhir karena nggak lama setelah kita makan warung itu tutup.

Habis sahur perjalanan dilanjutkan ke arah Sukabumi, sampai di Jembatan sungai Citarik jam 05.00, rencana rombongan teman-teman dari Depok akan berangkat jam 05.00 jadi perkiraan kita mereka akan sampai sekitar jam 08.00. Ternyata jam 06.00 rombongan Depok sudah sampai dengan CRV isi 9 orang. Total jumlah peserta jadi 16 orang.

Setelah tidur-tiduran bentar kita pindah dari saung di pinggir jembatan ke tempat parkir Arus Liar. Kita akan menyewa perahu dari Arus Liar karena kita nggak bawa perahu. Jam 09.45 kita sudah mulai turun dengan 3 buah perahu sewaan.

Pengarungannya lancar dan menyenangkan, nyangkut dan kecebur sih ada juga tapi nggak sampe kebalik. Ketinggian air dari starting point 76 cm. Masih masuk kategori normal. Arus Liar mengoperasikan perahu kalo debit air antara 40 - 90 di atas itu mereka bisa turun dengan extra pengamanan.

Sebelum jeram Good Bye (jeram besar terakhir) perahu III udah kempes banget dan pompa di bawa rombongan depan jadinya perahu III hanya diisi 3 orang saja sisanya pindah ke dua perahu lainnya. Perahu itu karena kempes jadi kaya uget-uget karena bentuk perahu mengikuti bentuk arus sungai. He...he...he...

Setelah jeram terakhir yang besar ini perjalanan masih jauh dari finish dan karena arus sungai tidak deras dan kemiringan tidak terlalu besar yang mengakibatkan sungai tenang membuat kita harus sering-sering dayung.

Jam 13.15 Perahu terakhir sampai di garis finis, langsung beres-beres dan kembali ke Arus Liar naik truck bak terbuka.

Selesai beres-beres kita menuju ke Bogor, jam 16.45 sampai di Bogor parkir di Internusa. Liat-liat Esta dulu abis itu mau liat-liat FO. Nggak sempet liat FO-nya udah keburu magrib jadinya kita makan nasi timbel. Selesai makan balik deh ke Jakarta.