In Memoriam Jembatan Gantung
Jembatan Gantung yang menghubungkan Condet dengan Pasar Minggu ini hilang sudah.
Banjir yang menghajar Jakarta dengan jutaan sampah dan grojokan air yang mencari tempat yang lebih rendah tidak mampu ditahan Jembatan Gantung ini.
Kita tunggu saja, kapan Pemerintah akan bergerak untuk mulai membangun Jembatan baru. Sampai hari ini (Sabtu, 10 Februari 2006) sampah masih menumpuk dan aparat nampaknya kebingunan bagaimana memindahkan sampah yang ada.
Bagaimana wujud jembatan pengganti ? Apakah akan dibangun jembatan gantung lagi atau digantikan dengan jembatan beton ? Apakah jembatan ini akan diperlebar sehingga bisa dilewati mobil ataukah tetap seperti dahulu, hanya motor yang bisa lewat.
Gambar ini diambil Bulan Juli 2005 untuk ilustrasi tulisan di blog ini. Warna jembatan sudah pudar.
Gambar ini diambil hari Sabtu, 3 Februari 2007 jam 11.36. Jembatan Gantung ini masih digunakan menyeberang oleh masyarakat sekitar. Walaupun rumah-rumah yang berada di sisi jembatan ada yang sudah terendam tetapi air sungai masih 1 meter dari bagian bawah jembatan.
Gambar ini diambil masih di hari Sabtu tanggal 3 Februari 2007 jam 18.04.Air sudah satu meter diatas jembatan. Jembatan Gantung ini juga sudah bengkok di bagian tengah tidak mampu menahan sampah dan arus sungai. Jembatan gantung ini tinggal menunggu kematiannya.
Hari Minggu, 4 Februari 2007 jam 11.02 saat foto ini diambil, tiang-tiang utama Jembatan Gantung ini sudah roboh.
Gambar ini diambil satu minggu setelah banjir hari Sabtu, 10 Februari 2007. Dari foto 1,3 dan 4 serta foto ini kelihatan yang masih tinggal adalah lampu sorot jembatan bagian Kiri dan plang nama : Risky Sukarman.
Sisa-sisa Jembatan GantungCerita terdahulu mengenai Jembatan Gantung ini bisa dibaca di : http://anindito.blogspot.com/2005_07_01_anindito_archive.html
Foto-foto lain bisa dilihat di :


Beres mandi dan ganti baju kita makan siang di Nasi Pecel Mbak Ira, letaknya di samping Hero Depok (dulunya ada hero sekarang udah tutup) . Nasi pecelnya masih enak kaya ditambah paru goreng tambah nikmat. Pecelnya Rp 5000,- ditambah paru Rp 4500,- sama es teh tawar Rp 1000,- Enak, murah dan mengenyangkan.
Billboard itu sendiri isinya tentang anjuran untuk membayar pajak. Rasa ketertarikan saya akan billboard itu adalah fotonya. Nama yang tercantum di sana WR EQ. Swara. Siapakah dia ? Apakah dia kepala Dispenda Depok ? Atau pemilih tempat sablon billboard itu ? Ada yang kenal ? Hey....hey....siapa dia ?
