Monday, September 11, 2006

Hari pertama perjalanan : Pelaut ya ?

Akhirnya tiba juga hari ini, hari yang sudah saya nanti-nantikan. Hari ini saya akan memulai perjalanan yang sudah saya rencanakan dari April lalu. Setelah sempat tertunda beberapa kali akhirnya hari ini saya akan memulai perjalanan menuju ke Hanoi.

Pesawat yang saya tumpangi menuju ke Batam bisa dibilang on time. Sampai Batam langsung beli tiket ferry Batam Center ke Harbor Front. Kalau mau murah mendingan beli di Bandara Hang Nadim S$ 13,5 kalo di kurs Rp 79.000,- Ini tiket pergi dan pulang. Kalo belinya di Batam Center S$ 15, harganya sama untuk semua perusahaan penyeberangan. Saya menggunakan Penguin mungkin lain kali saya akan pilih Wavemaster atau Batam Fast.

Photobucket - Video and Image Hosting
Penguin Ferry

Dari Bandara Hang Nadim ke Batam Center naik taxi dengan harga sama untuk semua taxi tanpa agro Rp 70.000,- tapi kalo kebalikannya cukup bayar Rp 60.000,- alasannya sederhana kalo dari Bandara hanya ada airport taxi sedangkan kalo dari Batam Center ke Bandara monopoli ini nggak ada jadi kalo mau kita bisa cari taxi yang lain dari Batam Center ke Bandara Hang Nadim.

Photobucket - Video and Image Hosting
Loket Ferry di Batam Center, beli tiket di sini lebih mahal dibandingkan di Hang Nadim

Sampai Batam Center langsung menuju loket Penguin untuk booking keberangkatan jam 14.20. Fiskal saya bayar di lantai satu agak mojok tempatnya. Ketika sampai di Batam Center ada orang yang mendekati saya dan menawari untuk membantu mengurus fiskal.
”Pelaut mas, mau dibantu urusan fiskal ?”
“Berapa ?”
“Ya… Tiga ratus lah biasa”
“Lagi tugas ya ? Berlayar ke mana ?”
Saya masih nggak ngeh dan bilang lagi liburan. Kemudia dia minta passport saya dan membolak balik halamannya. Pertanyaan selanjutnya adalah :
“Kartu pelautnya mana mas ?”
“Lho, saya bukan pelaut”
“Oh… gak bisa mas”
“O….. yang pelaut nenek moyang saya, makasih ya”

He…he…he….fiskal sialan, terpaksa bayar deh lima ratus rebu.

Ngisi perut dulu di Warung Padang Singgalang Jaya di lantai 2. Nasi dengan lauk rendang dan telur dadar serta minum es teh tawar ditebus dengan harga Rp 25.500,- Makan agak cepat kemudian saya ke bagian imigrasi untuk pemeriksaan isi tas letaknya masih di lantai dua, setelah itu baru ke bagian imigrasi untuk cap passport di lantai satu. Setelah imigrasi kita tunggu ferry kita dipanggil di ruang tunggu.

Sengaja duduk di belakang biar nggak terlalu kerasa goyangan ombaknya. Satu jam lebih dikit sampai di Harbor Front. Ini yang seru, beberapa penumpang telah menunggu di pintu ferry sehingga ketika pintu ferry terbuka semua lari untuk masuk ke pemeriksaan imigrasi Singapura. Wah seru juga tuh soalnya pada saat yang hampir bersamaan Ferry Batam Fast yang berangkatnya lebih belakangan dari ferry kita juga merapat.

Photobucket - Video and Image Hosting
Harbour Front Ferry Terminal

Jemputan sudah menunggu di pintu keluar karena saya butuh memory card kita naik dulu ke lantai atas Harbour Front. Belanja di BIG ini katanya termasuk murah dan barangnya bisa dipercaya.

Malam ini kita menginap di Hotel 1929, butik hotel yang ada di dekat China Town. Kamarnya agak kecil ukuran 4 x 4 meter dengan tv flat 14 inch dan kamar mandi bertembok kaca. Design kamar dan hotelnya bagus juga. Tapi suasana malam hari nggak nyaman. Gangguan suara dari jalan raya, mungkin orang-orang pulang dugem lagi kebut-kebutan sama ternyata gangguan suara orang yang lari-lari di gang hotel. Nggak direkomendasikan deh kalo mau nyari suasana yang tenang.

Photobucket - Video and Image Hosting
Hotel 1929