Friday, February 17, 2006

Situ Gunung Camping Ceria 2005

Sepanjang perjalanan menuju ke Situ Gunung kami ditemani mendung yang mengantung. Kepergian kami untuk camping di Situ Gunung juga menjadi pertanyaan beberapa orang teman. “Ngapain ujan-ujan camping, nggak repot ntar kalo ujan ?”
Pertimbangan saya ikut camping ini karena sudah lama juga nggak jalan-jalan dan camping ceria. Camping ini rencananya dihadiri oleh anak-anak MAPALA UI angkatan 1993 dan 1995.
Walaupun hujan nggak diharapkan tapi kalo kejadian ya, terima aja. Persiapan tenda dengan fly sheet yang bagus jadi jaminan air gak akan masuk ke dalam tenda. Lagian udah lama juga nggak ujan-ujanan.
30 Desember 2005, saya berangkat nebeng Jon dan Anita sampai di Situ Gunung jam 17.00 dan di sana sudah ada Yunas dan keluarga termasuk ibu mertua serta rombongan Tegar yang bareng Sasi dan Bowo dengan Hira putri kesayangan.

Makan malam kami memesan nasi di warung depan, jam 19.00 nasi diantar ke tempat kami. Pada saat mau makan malam rombongan sudah tambah Anast, Dede, Indra dan Wening serta Inge yang bareng Kober dan istri. Menu makan malam kita didominasi oleh ayam. Ada ayam goreng ada ayam panggang dan ada ayam fillet serta juga nugget ayam.

Menjelang malam Lawe datang bersama Maya. Makin seru nih. Hujan gerimis sempat datang sebentar saja, gerimis itu hilang bersamaan dengan datangnya Lawe.
Kami mendirikan tenda di tanah lapang dengan pemandangan lampu-lampu di kejauhan, pemandangan terbuka luas ke arah Barat.
Image hosting by Photobucket

Sayangnya di belakang tempat kami sedang dibangun tempat peristirahatan yang sedang kejar tayang. Kurang dari 10 hari tempat itu akan digunakan, tukang kerja siang malam mengejar target. Sehingga sampai jam 23.00 kami masih mendengar bunyi las dan gerinda serta palu yang mengetam batu. He..he..he.. jadi nggak kaya di kaki Gunung Pangrango.

Malam ini kami gitaran ditemani singkong goreng, pancake dan kopi pahit. Mr Absolut juga turut menemani beberapa dari kami. Buku lagu yang super tebal bawaan Inge (sudah dipesan jauh hari agar membawa buku lagunya) menjadi buku acuan.

Tak terasa waktu terus bergulir, satu persatu tumbang. Udara makin dingin mengigit, Lawe bertahan hingga jam 04.30 pagi ditemani gitarnya dan petikan-petikan kecil yang membelah sunyi dini hari. Pengaruh Mr Absolut tampak sudah mempengaruhi sehingga setiap petikan gitarnya sangat dinikmati.

Ada tiga orang balita yang ikut sehingga jam 06.00 kehidupan di perkemahan sudah mulai. Hari ini ada teman-teman yang datang menyusul. Mereka ingin melepas tahun 2005 di Situ Gunung, sementara rombongan kami kembali ke Jakarta. Kepulangan kami ke Jakarta ditemani hujan deras yang langsung menyiram bumi. Sayang saya nggak sempat hujan-hujanan.