One day trip
Libur hari Selasa tanggal 31 Januari 2006 yang bertepatan dengan 1 Suro kita berdelapan meluncur di tol Cipularang. Karena belum sempat sarapan, kitapun mau makan dulu di stopan Cipularang KM 50 atau KM 55.
Ternyata yang benar KM 50, stopan di KM 55 sedang dibangun. Sudah terlanjur kelewatan akhirnya kita berhenti di stopan terdekat. Kita isi perut dengan nasi uduk dan lontong sayur tak lupa mengelontor dengan kopi atau teh aroma kecoa di stopan sebelum KM 60.
Beberepa hari sebelum perjalanan ini longsor terjadi di tol Cipularang Km 99, sehingga kita terpaksa keluar di pintu tol Jatiluhur. Mumpung keluar di Jatiluhur kita segera menuju ke Bendungan Jatiluhur. Gua baru pertama kali nih ke sini. Luas juga ternyata nih bendungan, berapa kampung ya dulu ditenggelemin buat bikin bendungan ini ?
Panas yang amit-amit menyambut kedatangan kita di Jatiluhur, ketika mau lihat bendungan ternyata sedang ada rombongan dari sebuah stasiun tv jadi kita baru diperbolehkan melihat bendungan jam 10.00. Sambil menunggu kita habiskan waktu di tepi danau dengan buku ramalan ala Cina. Semua dapet kesempatan untuk diramal.
ini lagi membaca Cahyo yang lahir di Tahun Macan
Sayang ketika kita datang beberapa hari sebelumnya 10 ton ikan mati, jadi kalo angin lagi pas berhembus ke daratan kecium deh bau busuknya. Kebetulan sedang ada yang jualan ikan di dekat kita berhenti, satu ekor ikan yang mirip ikan patin beratnya 9,5 kg.
Mendekati jam 10.00 kami langsung meluncur ke Bendungan, dengan salam tempel untuk membebaskan dari birokrasi surat dari humas maka kami melenggang masuk ke kawasan Bendungan. Bedungan Ir H Djuanda ini dicat dengan warna yang kontras. Warna oranye, kuning dan biru tampak mendominasi bendungan. Bendungan ini dibangun oleh konsorsium tiga negara : Perancis, Italia dan Indonesia. Pembagunannya memakan waktu 10 tahun dari tahun 1957 hingga diresmikan 26 Agustus 1967.
mulut mangap yang siap menelan ribuan galon air, gamang banget nih waktu ngeliat ke bawah. He..he..he..ngakunya anak Caving.
Puas liat-liat bendungan kita menuju ke bagian bawahnya tempat turbin. Prosedur sama kita lewati dengan salam tempel ala humas kamipun masuk ke trowongan tempat turbin. Puas liat-liat kita langsung meluncur ke arah Bandung. Jam menunjukkan pukul 12.00, perut sudah lapar tapi harus ditahan karena kita mau makan siang di Ciwidey.
Jalan tol Cipularang yang rusak membuat kita menyusuri jalan alternatif menuju ke Bandung, masuk tol lagi setelah dekat dengan Padalarang. Perjalanan menuju ke Ciwidey lancar, pasar Soreang juga nggak macet. Jam 14.00 akhirnya kita makan siang di Haur Koneng, Warung Sunda. Semua makan dengan lahap, selain lapar juga sambalnya memang "bangsat enak banget". Makan berdelapan dengan ngambil ini itu habis nggak sampai Rp 100.000. Murah dan enak.
Ini kali ketiga aku ke Ciwidey, sayang perjalanan kali ini Kawah Putih tertutup kabut dan hujan gerimis. Berrr.... angin yang bertiup membuat tambah dingin. Nggak heran ketinggian kawah ini 2.194 m dpl. Mirip sama tinggi Gunung Salak. Padahal kita sampai di ketinggian ini naik mobil beda sama Gunung Salak yang mesti bermandikan keringat dan penyesalan.
Menjelang jam 17.00 kita menuju ke Situ Patenggang, muter danau naik perahu motor. Awalnya kita ditawari dengan perahu dayung tapi ngotot nggak mau soalnya mau buru-buru karena sudah sore.
Dalam perjalanan pulang kita sempatkan belanja strawberry, hari menjelang senja dan harga strawberry sudah sangat turun.
Perjalanan pulang tidak mengalami hambatan jam 23.00 kami telah tiba di Jakarta kembali. Ya.... besok kerja lagi deh.
<< Home