Monday, May 23, 2005

Gurah

Hampir dua bulan ini gua bersin-bersin dan pilek. Bersin kalo sekali aja sih enak tapi kalo satu waktu bisa serentetan jadi capek sendiri. Yang lebih nyebelin adalah indra penciuman jadi mati. Hasilnya masakan mau seenak apapun kalo nggak pake indra penciuman jadinya ya hambar juga. Ini yang paling nggak enak.

Karena nggak sembuh-sembuh gua akhirnya ke dokter specialist THT. Dokternya bilang gua mesti pantang minum dingin, berenang (nggak papa juga orang gua nggak bisa berenang) dan ngerokok. Habis konsultasi dan ke apotik beli obat yang mahal, gua juga mesti di rontgen. Hasil fotonya kebetulan diambilin sama adik gua yang dokter juga. Kata dia waktu ngeliat hasil foto rontgen itu ada infeksi di sinus tapi nggak jelas keliatan soalnya fotonya gelap. Gua harus balik lagi ke dokter specialist THT buat ngasih surat yang ada bersama hasil rontgen itu. Mudah-mudahan sih nggak parah dan bisa sembuh segera.

Kira-kira tahun 1993 gua pernah Gurah di Imogiri, dulu Gurah belum ngetop. Hanya ada 2 tempat Gurah di Imogiri waktu itu (sebenarnya bukan di Imogiri sih tapi tempat di deket situ). Tempat itu ada di puncak bukit dan nggak bisa naik mobil jadi gua mesti naik motor terus parkir di bawah dan ke rumahnya jalan kaki.

Di dalam rumah itu ada dipan yang ada bantal diujungnya nah di bawah dipan itu ada besek (kardus dari bambu) yang berisi pasir. Lupa gua siapa namanya ahli pengobatan itu yang pasti dia merapalkan sesuatu sebelum menuangkan cairan di kedua hidung gua. Cairannya sengak banget otomatis lendir segera keluar dari hidung dan mulut. Langsung gua tiduran dengan kepala menghadap besek itu. Cairan lendir itu segera ngucur ke dalam besek dan diserap oleh pasir. Sampe muntah-muntah dan cairan perut yang warnanya kuning yang keluar karena isi perut sudah habis. Tersiksa banget apalagi mata terus berair karena gua muntah-muntah juga. Penderitaan ini berakhir setelah satu jam proses berlangsung. Selama proses keluarnya lender itu ada pantangannya yaitu jangan cairan yang keluar itu diputus baik dengan tangan maupun dilap. Pokoknya dibiarin aja keluar sendiri tuh cairan.

Setelah proses gurah ini selesai juga nggak langsung lega karena mata bengkak karena air mata yang terus keluar selama satu jam, perut kosong karena isi keluar semua hidung dan tenggorokan sakit karena seluruh lendir dipaksa keluar. Pokoknya menderita.

Dampak secara medis gua nggak tahu soalnya gua nggak bikin rontgen sebelum dan sesuah gurah jadi nggak bisa dibandingin apakah cairan di tengkorak gua berkurang atau sama aja. Gurah di claim banyak dilakukan para oartor dan penyanyi biar suaranya bagus ya selain itu juga buat yang sinus kaya gua. Penderitaan itu berlangsung untuk kedua kalinya karena baberapa tahun kemudian gua balik lagi buat gurah di tempat itu. Mungkin gua akan kembali lagi ke sana atau pake metode obat-obatan aja kalo perlu operasi. Biar bisa segera menikmati harumnya nasi yang baru tanak.

2 Comments:

At 7:26 AM, Anonymous Anonymous said...

Terus setelah gurah rasanya gimana bro?
Rasa sakit itu terasa sampe 1 jam setelah gurah atau mungkin sampe 1 hari.
Pantangannya apa aja setelah gurah?mis: ga boleh ngerokok lagi.
Gw pengin gurah nih bro, karena dokter pernah bilang paru-paru gw banyak banget lendirnya, karena gw emg ngerokok.

 
At 9:24 AM, Blogger didit said...

Rasa setelah gurah masih sakit di hidung dan tengorokan untuk beberapa saat karena ya kita dipaksa ngeluarin lendir dari hidung dan mulut jadi kayaknya tuh saluran buat keluar rada iritasi. Sakitnya sekitar 3 jaman lah abis itu udah biasa lagi.
Abis itu rada lega emang hidung nih, kayaknya udah musti gurang lagi nih.

 

Post a Comment

<< Home