Wednesday, February 16, 2005

Kambing Panggang ala Mali

Perjalanan kami Sabtu siang itu membawa ke samping Museum Tekstil di Tanah Abang.
Diantara rumah-rumah dan toko pakaian terdapat sebuah kedai Kambing Panggang.
Kedai tanpa dinding itu hanya menyediakan Kambing panggang saja.
Sebuah meja panjang dengan 8 tempat duduk selain panggangan dan dispenser minuman dingin hanya itu perabotan yang ada di warung itu. Poster Osama Bin Laden di dinding dan satu white board kecil untuk menulis pesanan pelanggan.

Pak Haji, demikian panggilan dua orang pegawainya di sana sudah 3 tahun memasak Kambing Panggang di Tanah Abang. Dia asli Mali, Afrika. Jadi kayaknya nggak salah kalo Kambing Panggang ini Masak ala Mali.


Tiap hari dia memesan dua ekor kambing potong dari Bogor, kedai ini buka jam 10.00 dan biasanya jam 13.00 sudah habis. Ketika kita sedang makan jam 12.30 semua daging yang tersedia sudah habis di pesan jadi yang datang setelah itu terpaksa gigit jari. Pelanggannya kebanyakan orang-orang Afrika, banyak juga yang minta dibungkus.

Ketika kita datang yang pertama dilakukan adalah memilih daging yang telah dipanggang setengah matang dari panci. Kita memilih 3 potong daging yang terdiri dari 1 rib dan 2 daging bertulang. harga perpotong berkisar antara Rp 20.000 - Rp. 35.000. Pak Haji langsung memotong-motong pilihan kita menjadi lebih kecil lagi dan membumbuinya. Bumbunya hanya garam dan magie block. Itu saja di Mali susah nyari garam harus import. Setelah itu dipanggang sampai matang. Panggangan ini cukup besar dan membutuhkan arang yang cukup banyak. Saat kami sedang menunggu pesanan ternyata arangnya habis dan harus ditambah dulu butuh waktu juga sampai menjadi bara. Bara bukan api yang ditunggu, kalau sampai timbul api langsung disemprot dengan air dari botol yang dibolongi sehingga apinya mati.


Tak lama kambing panggang pesanan kami matang, disajikan di dalam sebuah piring besar. Ditaburi bawang bombay potong dan sebagai sausnya adalah mustard dan sambal pedas botolan. Teman makan bisa dipilih pisang goreng (enak nih pisangnya) atau nasi. Kami berenam langsung mengeroyok makanan yang tersaji.


Rasanya gurih dan tidak ada bau kambing. Tulang-tulang kami gigiti sampai benar-benar bersih. Tak terasa hidangan sudah habis. Sebelum makan kami harus cuci tangan dulu dan setelah makan diberi hand cleaner, semua Pak Haji yang nyuruh. Menjaga kebersihan kayaknya ?

Selesai makan kepalaku pusing....wah tanda-tanda kolesterol apa asam urat ya ? Minum obat dan tidur obat yang mujarab. Sebelum mau tidur ingat kata-kata Pak Haji waktu kami pamit "Jangan lama-lama ya..." Lho ? Emang kita makan cukup lama tapikan itu karena dia yang masaknya lama sempet nambah areng dulu dan bikin bara lagi malah. Oh maksudnya mungkin "Segera kembali ya...!"

1 Comments:

At 6:57 PM, Blogger irehadi said...

dit, kenapa blog lu isinya makanan belulu... makan pake pisang goreng tu tipikal afrika timur banget ye... best, ririn

 

Post a Comment

<< Home